Kamis, 03 Maret 2016

Review Puma EvoPower 4.2

Sepatu Puma kali ini Generasi pertama dari evoPOWER disebut-sebut sebagai produk terbaik yang keluar di saat yang tepat. Saat publik begitu kehilangan segmen power boots pasca dihentikannya produksi T90 Laser oleh Nike dan di-hybrid-kannya Predator menjadi control-power boots oleh Adidas, Puma hadir dengan power boots yang konsepnya sama sekali berbeda ketika itu: Puma evoPOWER. Nyaris setiap tier dari evoPOWER, dari 1.0, 2.0, 3.0, hingga 4.0, sepakbola maupun futsal, menerima apresiasi positif dari konsumen. Termasuk evoPOWER 4.0 futsal yang sebelumnya pernah di-review oleh Infinity Futsal.




Dan saat Puma diharuskan membuat versi terbaru dari salah satu sepatu tersuksesnya ini, pilihannya ada dua: menggunakan versi sebelumnya sebagai pondasi, atau justru menciptakan produk yang sama sekali baru. Ke arah manakah Puma evoPOWER 4.2 ini?
Infinity Futsal melakukan pengetesan selama satu sesi pemanasan dan dua kali game untuk mengetahui performa dari Puma evoPOWER 4.2.

Desain
Meskipun sepintas Puma nampaknya tetap menggunakan desain evoPOWER generasi pertama sebagai pondasi, namun evoPOWER 4.2 memiliki cita rasa desain yang berbeda dari evoPOWER 4.0.

Jika evoPOWER 4.0 memiliki pola jahitan yang membuatnya terkesan ‘berotot’, maka evoPOWER 4.2 terkesan high-tech. Pola jahitan yang lebih tegas, penggunaan warna ungu (peacoat), hingga ornamen GripTex print, membuat evoPOWER 4.2 ini terkesan lebih ‘robotik’.
Satu hal yang saya sayangkan adalah hilangnya logo big cat Puma pada evoPOWER 4.0 yang digantikan oleh tulisan besar evoPOWER di bagian tumit. Bukan apa apa, menurut saya logo big cat adalah salah satu logo apparel terbaik.

Adaptasi
Jika evoPOWER 4.0 memiliki bentuk last yang agak ramping di tengah dan normal di bagian depan, maka evoPOWER 4.2  memiliki bentuk last yang cenderung merata. Artinya, Anda yang memiliki bentuk kaki agak lebar bisa jadi akan merasa lebih nyaman dengan evoPOWER 4.2 ini. Hal ini bisa jadi disebabkan juga oleh pergantian bentuk outsole yang lebih rendah dibanding evoPOWER 4.0. Mengenai outsole akan dibahas lebih tuntas di paragraf lain.
Kendati sepintas upper evoPOWER 4.2 nampak lebih tebal dari evoPOWER 4.0, namun dari segi fleksibilitas tidak terdapat perbedaan yang terlalu signifikan. Setelah satu sesi pemanasan yang agak panjang, saya pun memberanikan diri mengadu evoPOWER 4.2 kedalam game internal.

Tumit & Sisi Dalam
Satu hal yang patut diapresiasi adalah perubahan desain tumit dan area instep. Pada evoPOWER 4.2 area tumit seolah memiliki external heel counter yang besar yang berwarna merah muda, meskipun sesungguhnya heel counter terletak di dalam. Di satu sisi desain ini membuat area tumit terasa lebih kaku, namun di sisi lain desain ini membantu kestabilan kaki saat melakukan manuver, yang didukung juga oleh bentuk outsole rendah.
Bonus lain adalah rasa aman karena area engkel terasa lebih dilindungi. Terlebih bagi saya yang sering menunggu bola di area penalti lawan sambil membelakangi gawang, yang tentunya rentan terhadap benturan di area belakang kaki.

Outsole
Satu perubahan yang terasa sangat mendasar adalah Puma mengganti cushioned outsole pada evoPOWER 4.0 menjadi flat low outsole pada evoPOWER 4.2 ini. Perubahan bentuk outsole ini menjadikan feel dari evoPOWER 4.2 terasa berbeda. Alih-alih power boots, evoPOWER 4.2 justru lebih terasa seperti speed boots. Tidak heran karena outsole datar ini sebelumnya memang digunakan oleh Puma evoSPEED 4.3.
Bukan hal yang buruk tentunya, karena Anda akan mendapatkan outsole yang stabil karena lebih dekat dengan tanah. Namun jika Anda sebelumnya sudah menggunakan evoPOWER 4.0 dan mengharapkan outsole empuk dengan cushion di area midfoot maka  Anda harus membuang jauh harapan itu.



Apakah ini artinya Puma menurunkan kualitas outsole dari evoPOWER 4.0 ke evoPOWER 4.2?
Tidak sama sekali! Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, outsole ini sudah dipergunakan Puma pada evoSPEED 4.3, yang tentunya sudah sangat teruji. Perubahan bentuk outsole ini lebih berefek pada perbedaan feel semata.

Kritik
Inilah hal yang paling saya sayangkan, tekstur upper dari evoPOWER 4.2 terkesan slick. Bukan jenis tekstur upper yang menyenangkan untuk mengontrol bola. Dan pengaplikasian GripTex pada evoPOWER 4.2 pun sekedar print, yang membuatnya tidak terlalu efektif dalam menambah friksi kaki ke bola.
Beruntung pola jahitan pada bagian punggung kaki dan outstep forefoot cukup membantu mengatasi kendala diatas. Lagi pula gaya bermain saya cenderung menggunakan telapak kaki untuk mengontrol maupun menggiring bola.



Kesimpulan
Pada awalnya mungkin Puma berniat melakukan perubahan yang tidak terlalu radikal saat merilis versi lanjutan dari evoPOWER ini, namun hasil akhirnya justru terasa perbedaan cita rasa yang cukup kuat dari generasi sebelumnya. Seperti kombinasi antara evoPOWER 4.0 dengan evoSPEED 4.3, kombinasi antara power boots dengan speed boots. Menarik bukan untuk dijadikan fashion dalam bermain futsal antar kantor anda?
thumbnail
Judul: Review Puma EvoPower 4.2
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh

Artikel Terkait Review :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2013. About - Sitemap - Contact - Privacy
Template Seo Elite oleh Bamz